Pioneer e-Marketplace kayu di Indonesia | Pasarkayu

PASARKAYU
INACRAFT

 

Kemajuan dalam industriteknologi informasi dan komunikasi (TIK) ternyata sudah merambah ke banyak bisnis. Pencapaiannya ternyata tidak hanya memberikan banyak manfaat, tapi juga mampu memberikan keuntungan secara riil. Sekali pun tidak semua pakar TIK menyepakati pernyataan terakhir tadi, namun terdapat sejumlah keuntungan yang tak terbantahkan seperti efisiensi biaya-biaya dan
Pemanfaatan TIK saat ini tidak terbatas pada mereka yang memiliki perangkat computer, tapi sudah sejak lama menjangkau pada pengguna telepon pintar alias smartphone. Ini perluasan jangkauan yang luar biasa, apalagi jumlah pengguna telepon jenis ini bertambah pesat dalam lima tahun terakhir.
 
Ini membangkitkan peluang e-commerce. Sebuah bisnis yang memanfaatkan kemajuan internet, dan menggunakan berbagai aplikasi yang berjalan di atas internet seperti e-mail, instant messaging, shopping carts, web services, Universal Description, Discovery and Integration (UDDI); File Transfer Protocol (FTP) dan Electronic Data Interchange (EDI). Bisnis yang berbasiskan click, berbeda dengan brick and mortar yang merupakan basis pada bisnis konvensional.
 
Menyadari keuntungan yang bisa diraih, pada tahun 2008 Yohanes Sutarto pun mendirikan pasarkayu.com. Bisa jadi situs ini merupakan electronic market place (e-marketplace) pertama di Indonesia yang khusus beraktifitas dalam bisnis perkayuan. Ini merupakan sebuah langkah yang cukup berani, apalagi bisnis kayu merupakan bisnis di tanah air sangat sulit untuk bisa dimasukkan dalam dunia maya. Salah satu alasannya adalah bisnis ini sangat mementingkan hubungan dan tingkat kepercayaan yang tinggi antara penjual dan pembelinya. Tingkat kepercayaan sangat tinggi karena bergantung pada jaminan akan kualitas, sekaligus kesamaan persepsi antara pihak-pihak yang berinteraksi. Dalam pasar riil, quality assurance ini sangat bergantung pada keterlibatan oknum Schaller dan grader. Tanpa keterlibatan mereka, sangat sulit bagi pembeli dan penjual dalam mempertemukan persepsi sekaligus penilaiannya. Yang juga menjadi hambatan disini adalah adanya perbedaan terhadap standar grade yang akan digunakan dalam transaksi tersebut. Ketidaksamaan inilah yang justru pada awalnya membuat pesimisme berkembang dalam memanfaatkan e-marketplace bagi bisnis perkayuan. Ini belum termasuk dengan ketidakpastian hukum dan peraturan yang mengatur, mulai dari industridan bisnis perkayuan disini. “Terlalu banyak regulasi yang tumpang tindih,sekaligus penafsiran regulasi yang bisa jadi berbeda dari satu instansi ke instansi lainnya, “ujar seorang pedagang kayu.
 
Nampaknya, bagi Yohanes Sutarto hambatan seperti itu bukan sesuatu yang besar. Ia mengakui, awalnya ia lebih prihatin dengan kondisi bisnis keluarganya. Berdirinya pasarkayu bisa jadi lebih merupakan reaksi pribadinya atas keterpurukan bisnis perkayuan yang dialaminya pada tahun 2008.
 
Di saat itulah datang ide untuk menjadi ‘makelar’ alias ‘perantara’ atau tepatnya perantara jual beli kayu. Namun ini pun gagal karena lantaran sering dibohongi penjual bahkan pembelinya. Untuk mengurangi resiko kerugian itu, ia pun beralih memanfaatkan jasa TIK melalui pendirian e-marketplace. Sebuah pilihan yang sangat dilematis, apalagi untuk pasar kayu yang pelakunya suka ‘main kayu’. Sebelum Sutarto melakukannya, bisa dikatakan nyaris tak ada seorangpun di Indonesia yang mau mendirikan dan mengoperasikan e-marketplace khusus bisnis ini.
 
Berpaling ia pada kemajuan yang telah dicapai teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia bukanlah tanpa sebab. Teknologi yang disebut futurist Alvin Toffler sebagai gelombang revolusi ketiga dalam peradaban manusia, setelah revolusi pertanian di abad ketiga belas dan revolusi industri di abad ke Sembilan belas. Kemajuan teknologi ini memungkinkan perluasan jangkauan layanan informasi dan komunikasi, bahkan hingga pelosok dunia yang terpencil sekalipun. Dewasa ini nyaris bisa dikatakan hanya sedikit blankspot yang tidak terhubungkan dengan teknologi ini.
 
Konvergensi teknologi informasi dan komunikasi diperkirakan akan merubah wajah dunia modern saat ini. Prediksi yang cukup jitu memang, dan dunia pun berubah secara revolusioner terutama di Negara-negara terbelakang dan sedang berkembang. Kemajuan dalam teknologi ini juga telah mengubah karakteristik dunia usaha, dengan munculnya bisnis online dan e-market.
 
Sekalipun berhasil memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, namun tidak berarti fasilitas e-market ini bisa menggeser peran dominan pasar riil. Menurut pakar teknologi informasi dan komunikasi Rudi Rusdiah, kesulitan yang terbesar dalam bisnis e-market place adalah kondisi alamiah bisnis masih berdasarkan pada bangunan perekonomian konvensional. E-marketplace seperti yang dilakukan pasarkayu masih berperan sebatas business enabler. Namun sebagai enabler pun, e-market place ini ternyata mampu menjadi perpanjangan alias ekstension market riil. Ekstension yang mampu memperluas jangkauan. Meniadakan perbedaan waktu dan geografis.
 
Di awal pembangunannya, Sutarto hanya bermodalkan laptop, wifi gratisan, warung internet dan akses internet CDMA. Ia memanfaatkan juga domain gratisan www.pasarkayu.co.cc yang menggunakan mesin blogger. Ini merupakan portal khusus bagi perdagangan perkayuan yang benar-benar gratisan. Dengan fasilitas SMS center, milis, facebook, twitter dan forum. Semua dikerjakannya sendiri disela-sela kesibukannya menjadi Quality Control psds buyernya. Pada 10 Juli 2009 dengan memanfaatkan dana yang tersisa ia membeli domain www.pasarkayu.com
 
Targetnya adalah sesama pengusaha industrikayu yang kesulitan mencari supplier bahan baku dan bahan-bahan penunjang lainya. Juga para petani atau pemilik pohon sekaligus pedagang alias makelar. Kalangan target diusahakan untuk bisa mempromosikan bisnisnya melaui e-market place. Itu sebabnya ia menyediakan laman http://www.pasarkayu.com/p/hubungi-kami_01.html Portal atau website pasarkayu.com saat itu menggunakan mesin blogger atau blogspot.com milik google. Ini secara otomatis akan dicatat mesin pencari Google. Dari berbagi keyword yang dicatatkan pengguna dan terkait dengan industriperkayuan, pasarkayu.com mendapatkan akses pada halaman pertama sampai kelima.
 
Untuk diketahui, saat ini hampir semua orang mencari sesuatu dengan menggunakan fasilitas mesin pencari. Pencarian yang tepat sasaran ini merupakan keunggulan dari pasarkayu.com, dengan fasilitas inilah terjadi penghematan baik waktu, biaya dan lokasi. Termasuk pula transaksi antar pulo dan antar kota.
 
Tantangan yang paling berat saat itu adalah keraguan dari calon pembeli bertransaksi dengan para penjual dalam pasarkayu. Menurutnya, mereka yang memasang iklan saat itu, terkadang hanya sebatas makelar atau pedagang perantara. Umumnya mereka kurang atau bahkan tidak menguasai product knowledge, sehingga gagal menjadi sales yang baik. Ada juga yang merasa kesal dan marah ketika banyak penelpon yang menanyakan informasi produk yang dipasarkan. Pernah juga, pemasang iklan pada pasarkayu menjadi sasaran penipuan atau perbuatan yang tidak patut dari pengunjung website. “Saat itu saya hanya sendirian, dan belum tahu harus bagaimana menyelesaikannya,” jelasnya. Ini membuatnya pasrah. Bukan karena pasarkayu merupakan layanan gratis, namun lebih karena beban moral dan tanggung jawabnya penuh atas peluncurannya. Untuk menyelesaikannya, paling tidak menguranginya, ia mewajibkan para pemasang iklan akan dikonfirmasi kebenaran informasinya melalui sms dan sejumlah syarat sebelum iklannya diupload.
 
Ia juga mensyaratkan keanggotaan bagi milis yang harus menyertakan alamat dan agama. Persyaratan yang terakhir ini tampaknya hanya bisa dijumpai disini. Sebagai administrator ia selalu berusaha menyapa setiap pemasang iklan dan calon pembelinya agar tetap waspada terhadap kemungkinan tindak penipuan. Pada akhir 2013, is berhasil memperoleh dukungan dari sejumlah mitra kerja untuk mendukung operasional pasarkayu. Mereka ini memiliki spesialisasi dalam IT engineering, marketing dan koresponden international dan industriawan perkayuan. Dukungan inilah yang menjadikan pasakayu e-marketplace sekaligus memberlakukan iklan berbayar yang sangat murah. Tarifnya hanya IDR1000 perhari tau wajib menjadi anggota Komunitas Pasar Kayu alias KPK dengan retribusi keanggotaan hanya IDR100.000 pertahun. “ Tujuannya agar pemasang ilan lebih bertanggung jawab atas materi yang diupload,”jelasnya.
 
Saat ini, Sutarto menyebutkan jika pihaknya sedang menjalin kerjasama dengan Perhutani Regional Jawa Tengah, Tujuannya adalah untuk memperbaiki mutu pelayanan dan mempermudah akses website. “Saat ini, layanannya sudah bisa diakses melalui smartphone,” katanya. Untuk itu ada dua versi pasarkayu.com dan pasarkayu.co.id, serta www.woodtradecentre.com. Melengkapi kenyamanan pengunjung dengan adanya media komunitas dan komunikasi www.mediakayu.com dan www.mediakayu.com. Sayangnya kedua media ini masih bersifat copy-paste karena ketidakadaan pemimpin redaksinya. Ia juga sudah mencanangkan akan membuat radio komunitas Suara Kayu dengan frekuensi FM. Pihaknya juga sudah menjadi media partner pada sejumlah event pameran di Jakarta.
 
Ke depan, pihaknya akan berupaya menjalin kerjasama dengan kalangan perbankan untuk pembiayaan dan keamanan transaksi. Sekaligus memperkecil peluang ber ”main kayu”. Pasarkayu juga sudah merencanakan workshop atau seminar untuk industripengolahan kayu dengan tema material alternative dan bersahabat dengan alam.
 
“Disini banyak yang masih suka main kayu”
 
Pasarkayu tampaknya memiliki tantangan yang luar biasa berat. Salah satu tantangan yang menghadang diawal peluncurannya adalah munculnya skeptisme yang menyebutkan bahwa tidak semua komoditas bisa diperdagangkan secara online. Apalagi bila ini menyangkut komoditas yang memiliki dimensi fisik besar dan memerlukan kecermatan dalam penilaian kualitasnya.”Seeing is believing” tampaknya juga berlaku dalam bisnis dan transaksi kayu secara konvensional. Menurutnya, pasar dan kalangan pebisnis kayu di Indonesia belum, “Bahkan nyaris tidak bisa.” Ini mengingat para pelaku bisnis perkayuan masih suka “main kayu”. Padahal pasarkayu mengacu pada kondisi ideal yang ada di Negara-negara maju seperti America Hardwood Export Council yang berada di Amerika Serikat sana. “Transaksinya bisa dilakukan secara online dengan standar mutu kayu dan ukuran yang sama,” lanjutnya. 
 
“Falsafah Jeneng dan Jenang”
Butuh waktu tahunan agar pasarkayu bisa memberikan keuntungan secara riil. Keuntungan yang nyata bukan keuntungan maya, alias masih dalam angan-angan. Untuk itu dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Lihat saja pengalaman sejumlah portal berita yang terkenal di negeri ini. Perlu waktu yang tidak sedikit, dan beberapa diantaranya masih ‘berdarah-darah’ setelah melewati jangka waktu yang diprediksikan sudah menikmati keuntungan.
 
Hal serupa juga dialami pendiri sekaligus pemilik pasarkayu, Yohanes Sutarto. Ia menyebutkan bahwa masa-masa awal itu sebagai masa-masa perjuangan untuk membangun nama,yang dalam bahasa Jawanya disebut ‘jeneng’. Artinya dalam peiode inilah pasarkayu membangun kepercayaan dimata pemasok dan pabrikan yang merupakan end-consumernya. Selama tiga tahun, pasarkayu melayani secara gratis mereka itu. “Bahkan hingga saat ini pun tetap gratis bagi usaha kecil dan menengah, serta yang belum beruntung,” jelasnya tanpa memerinci lebih lanjut. Pelayanan gratis selama periode itu tidak pernah dilihatnya sebagai suatu kerugian. “Kami memberikannya secara tulus dan ikhlas, dan itu sebabnya Tuhan membalas dengan memberikan yang terbaik,” lanjut pria Jawa yang religious ini. Setelah mendapat jeneng, ia pun mulai mendapatkan jenang. ”Tahun itu saya mulai mendapatkan jenang alias keuntungan.” Jadi, kini ia komplit mendapatkan jeneng dan jenang sekaligus. 
 

Dapatkan info terkini : Mari Bergabung Grup Telegram | Anda harus intsall Aplikasi Telegram di ponsel dulu
Anda juga bisa mengikuti pada FaceBook | Twiiter | Instagram | kayuTV

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IFMAC & WOODMAC 2024