Kedisiplinan dalam Islam

Renungan Jum'at

PASARKAYU
INACRAFT
Disiplin adalah kepatuhan untuk  melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada peraturan yang berlaku tanpa pamrih.

Dalam ajaran Islam, banyak ayat Al-Qur`an dan Hadist, yang memerintahkan disiplin antara lain disebutkan dalam surah An-Nisâ` ayat 59, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur`an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs. An-Nisâ`: 59)

Dari ayat di atas terdapat pesan untuk patuh dan taat kepada para pemimpin, dan jika terjadi perselisihan diantara mereka, maka harus dikembalikan kepada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya.Namun, tingkat kepatuhan manusia kepada pemimpinnya tidak bersifat mutlak. Jika perintah yang diberikan bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka perintah tersebut harus ditolak dan diselesaikan dengan musyawarah. Namun jika tidak bertentangan dengan Syariat Allah dan Rasul-Nya, maka manusia harus mentaatinya.

Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga berarti perhatian serta kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu,  tanggungjawab atas tugas yang diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni. Islam mengajarkan kita agar benar-benar memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisplinan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Seperti perintah untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya. Dalam Al-Qur`an disebutkan: Wal-fajri(demi waktu Subuh), wadh-dhuhâ(demi waktu pagi), wan-nahari(demi waktu siang), wal-‘ashri  (demi waktu sore), atau wal-laili  (demi waktu malam).

Ketika Al-Qur`an mengingatkan demi waktu sore, kata yang dipakai adalah “al-‘ashr” yang memiliki kesamaan dengan kata “al-‘ashîr” yang artinya “perasan sari buah”. Seolah-olah Allah mengingatkan segala potensi yang kita miliki sudahkah diperas untuk kebaikan? Ataukah potensi itu kita sia-siakan dari pagi hingga sore? Jika demikian, pasti kita akan merugi. “Demi masa, sesungghnya manusia itu benar benar dalam kerugian.“ (Qs. Al-‘Ashr  : 2)

Maka, dalam menggunakan waktu kita harus proporsional demi kepentingan akhirat tidak boleh mengorbankan kepentingan duniawi, begitupun sebaiknya. Pesan-pesan moral yang terkandung dalam ajaran Islam, memberi interpretasi yang lebih luas dan jelas kepada umatnya untuk berlaku disiplin. Bahkan dari beberapa rangkaian ibadah, seperti shalat, puasa, zakat maupun haji, ditentukan waktunya oleh Alloh SWT. Dengan demikian, nilai-nilai moral Islam diharapkan mampu menjadi energi positif dalam  pelaksanaan kedisplinan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Semoga rakyat Indonesia dan pemimpinnya dapat berperilaku disiplin agar bangsa ini segera bangkit dari keterpurukan, dan berubah menjadi baldatun thayibatun warrabbun ghafûr; negara yang makmur, rakyatnya teratur dan diridhai Allah SWT. (Aje79)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IFMAC & WOODMAC 2024